KROMPOL.NGAWIKAB.ID- Berburu Tikus Menggunakan alat obosan tikus sebagai upaya menekan populasi jumlah tikus yang ada di persawahan
Tikus menjadi salah satu hama dalam pertanian yang beberapa tahun terakhir sering menjadi musuh utama petani di wilayah Kabupaten Ngawi. Untuk itu, Pemerintah Daerah maupun Desa bekerjasama dengan petani terus berupaya meminimalisir serangan hama tikus terhadap tanaman pertanian.
Upaya tersebut diwujudkan dalam program ketahanan pangan melalui Gropyokan Tikus yang dibiayai Pemerintah desa. Bila melihat dari hasilnya, gropyokan tikus cukup efektif mengurangi populasi tikus. Tikus yang rata-rata menggunakan teknik obosan juga dianggap aman dan tidak membahayakan.
Tidak hanya sebatas groyokan, masih ada teknik lain dalam mengurangi populasi tikus sebagai hama pertanian. Teknik tersebut meliputi peracunan, penyiraman tubang tikus dengan air, perburuan dengan senapan angin maupun dengan menggunakan setrum.
Namun, sistem menggunakan setrum sangat membahayakan jiwa sehingga tidak dianjurkan. Bahkan, untuk teknik yang satu ini sudah memakan korban jiwa sehingga Pemerintah Daerah melarang keras.
Salah satu upaya menekan populasi tikus secara efektif adalah berburu menggunakan Obosan sedangkan senapan angin. Biasanya cara ini dilakukan malam hari, saat hama tikus keluar dari sarang mencari makan.
Salah satu yang menerapkan sistem perburuan hama tikus dengan obosan adalah Petani yang area lahannya aktif ditanami padi tersebut secara konsisten melakukan perburuan beberapa hari setelah tanam padi.
Perburuan menggunakan obosan dan senapan angin ini biasanya dilakukan sebelum padi tumbuh lebat. Tujuannya adalah hama tikus cukup mudah terpantau , Bila usia padi sudah lewat berapa minggu, biasanya hama tikus tidak terlihat karena tertutup rimbunnya tanaman padi.
Perburuan dengan menggunakan obosan dan senapan angin dianggap efektif karena jumlah yang dihasilkan cukup banyak dalam waktu singkat. Sekali berburu, biasanya menghasilkan puluhan hingga ratusan ekor tikus.
Cara ini juga dianggap efisien karena tidak banyak mengeluarkan biaya. Bagi petani yang sudah memiliki obosan dan senapan angin, biasanya hanya bermodalkan peluru yang harganya cukup terjangkau dan belerang sebagai bahan baku untuk berburu hama tikus.